Beranda | Artikel
Pendidikan Mempertimbangkan Ilmu Praktis dan Lebih Fokus
Senin, 17 Agustus 2015

(Sekedar sharing, karena saya bukan ahli pendidikan, bisa benar dan bisa salah, jadi mohon masukan dan diskusi untuk pendidikan lebih baik, tentu “no debat”)

Semoga pendidikan lebih banyak ke ilmu praktis dan fokus (tidak semua dipelajari)

Serta tidak mendidik menjadi mental pegawai saja tetapi membangun mentalitas pengusaha dan membuka dan mengembangkan lapangan kerja

-Dahulu belajar rumus fisika tingkat tinggi dan bisa memecahkannya, tapi membuat kumparan sederhana tidak bisa (Praktek sangat kurang)

-Ada seorang teman pindahan dari Australia, ketika menghitung hitungan fisika, dia mengeluarkan kalkulator canggih, dia berkata:
“Zaman sekarang sudah canggih”
Bisa jadi ia kurang minat di Fisika dan punya kelebihan di bagian lainnya

-Belajar di SMA hampir semua bidang dipelajari, alhamdulillah dengar berita sekarang penjurusan sudah mulai sejak kelas 1 SMA (zaman saya kelas 3)
Jadi semua dipelajari, bisa jadi ada yang kurang bermanfaat dan kurang diminati sehingga ada kesan terpaksa

Jadi ingat ketika ada pertukaran pelajar,, ada siswa dari Brazil. Dia sangat bingung pelajaran matematika dan fisika, sangat cuek tidak bisa mengerjakan (bukan minatnya), ternyata di Brazil dia ambil kelas olahraga
wah pantas, belajar itu memang harus dinikmati dan fokus

-Ingin mengusulkan bahwa di setiap jurusan “disisipkan” pelajaran “menjadi pengusaha pada bidangnya”, “disisipkan” jika memang tidak bisa jadi mata pelajaran
misalnya mengundang pengusaha di bidangnya

Contoh: Kuliah kedokteran, mengundang seorang dokter yang juga membuka usaha RS atau klinik, sesekali saja untuk sharing bagaimana membuka klinik dan RS (sharing tentang usaha)

Fakultas peternakan mengundang pengusaha ternak, pertanian dan tehnik bisa juga demikian
Bisa jadi ada beberapa mahasiswa yang punya jiwa bisnis, sehingga tertarik, kemudian bisa merintis membuka lapangan pekerjaan sesuai basic ilmunya
Jadi tidak bersiap-siap jadi pegawai saja

Masih banyak yang bisa di bahas, ahli pendidikan saja yang membahasnya, misalnya:
-Pelajaran adab dan akhlak lebih utama, terutama ketika usia anak-anak
-Perhatian terhadap guru dan pendidik

-Penilaian terhadap nilai ujian teori semata, perlu menilai yang lainnya. Karena ujian di atas kertas baru hanya teori saja, bisa memecahkan masalah di atas kertas, belum tentu bisa memecahkan solusi di atas lapangan.

Sebagai seorang muslim, tentu perlu doa dan unsur keimanan. Pendidikan yang sukses dunia akhirat harus disertai keimanan dan bimbingan syariat

Bisa belajar terhadap sejarah:

Islam mengusai spertiga dunia hanya dalam waktu 30 tahun dan beluam ada sejarah lainnya yang bisa seperti ini. Berasal dari tanah Arab, padahal saat itu Arab terkenal dengan “jahiliyah”. Pendidikan, ekonomi dan politik, serta sumber daya alamnya yang kering, tetapi bisa mengusasi sepertiga dunia dan mengalahkan dua emperium besar yang berkuasa saat itu yaitu Persia dn Romawi.

Benar, pendidikan yang baik dan keimanan yang benar serta bimbingan syariat.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah (rezeki) dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri” [Al-A’raf/7 : 96]

 

@Klinik Gading, Yogyakarta tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB , Follow facebook dan   follow twitter


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/pendidikan-mempertimbangkan-ilmu-praktis-dan-lebih-fokus.html